MENUNGGU MU DISINI
"malam ini masih menunggu juga za?", pertanyaan tiba-tiba dari ika mengagetkanku. Aku hanya mengangguk pelan dan kembali menatap jendala yang langsung bisa melihat kehalaman depan kost kami. "Berapa kali ku bilang, dia sudah tidak mencintaimu dan berhentilah berharap. Meski dia tidak mengatakan kata putus karena sikap nya ini menunjukkan kalau dia berahap kau lah yang memutuskannya", Aku hanya tertunduk tak mampu menjawab. Dan ini kesekian kali nya ika menasehatiku. Entah apa yang ada dalam pikiran ini hingga aku tidak peduli dengan semua ejekan bahkan hinaan teman2ku yang mengatakan aku bodoh karena mau menunggu laki-laki yang tidak lagi ada hati padaku. Aku merasa yakin kalau ari kekasih yang sudah menemaniku selam setahun ini hanya butuh waktu sendiri hingga dia lupa padaku. Aku yakin sekali kalau ari masih mencintaiku seperti dulu.Aku teringat masa-masa indah kami dulu. Masa dimana ari tak henti-hentinya mengatakan kalau dia mencintaiku. Dia bahkan sulit untuk sedetik saja berada jauh dariku. Masa yang indah.
Tapi sekrang masa itu sudah tidak ada lagi. tidak tau kapan itu terjadi yang jelas ari mulai jarang datang bahkan untu sekedar bertanya kabar melalui sms saja tidak. Awalnya aku kesal bahkan suka marah dengan tingkah nya yang mulai berubah. Jadi kupuskan bertanya langsung padanya.
"sayang, bukan g cinta atau g kangen cuma sekarang kondisi ku sudah berbeda",
"berbedanya dimana?", tanya ku lagi
"aku kan udah semester akhir jadi waktu itu padat buat nyusun skripsi",
"apa untuk sms saja tidak bisa?", tanya ku lagi
"sayang, Dewasalah sedikit. jika tidak dihubungi belum tentu aku g sayang kan. kalau ada waktu pasti aku hubungi kok.ok", penjelasannya sangat tidak memuaskan tapi ku coba bersabar. Menahan amarah. Kan hubungan harus didasari pada pengertian.
Aku pikir Setelah dia sidang dan semua urusan kuliah selesai dia akan kembali seperti semula. Ternyata harapan ku sia-sia. Lelaki yang kutunggu selama ini semakin menjauh. kalau ku tanya dia selalu menjawab kalau dia sibuk mencari pekerjaan dan lagi-lagi aku percaya. Meski dia bersikap seperti itu aku tetap membanggakannya didepan teman-teman ku walaupun teman-teman ku sudah mencemooh kan ku karena mau di gantung tak bertali. Tapi keyakinan ku masih ada buat nya.
Bulan ke lima sejak kami menjadi jauh, ku coba datangi rumahnya. Sukurlah dia ada dirumah nya jadi aku tidak sia-sia jauh-jauh kerumah nya. Ketika dia tau aku datang dia sangat terkejut. Dia benar-benar tidak menyangka kalau aku nekat kerumah nya. Awal nya aku berat untuk datang tapi entah rasa apa yang membuat ku bisa senekad ini.
Kutatap wajah nya dan ku yakini hatiku dia masih kekasih ku yang dulu.
"kemana aja?" tanya ku padanya. Ingin ku dekap erat karena aku rindu padanya tapi aku tahu dia suka.
"berobat za, maaf belum memberi tahu mu. aku mengidap penyakit yang susah di obatin", lata-kata nya menganget kan ku. Aku kawatir sekali hingga ku tanya dia sakit apa dan dia tidak menjawab.
"kalau kamu tidak sabar aku tidak apa-apa kalau kamu tinggalkan", kata-kata nya membuat ku tercengang. Mana mungkin aku meninggal kannya saat dia sakit seperti ini. Ku yakinkan padanya kalau aku akan tetap bersama tapi dia tetap berharap aku mengambil keputusan untuk meninggalkannya dan aku tetap dengan pendirian ku untuk menemaninya. Dia hanya tertunduk lesu. Ada reaksi kekecewaan disana. Aku yakin itu pasti kekecewaan karena dia ingin aku bahagia dan tidak bersama lelaki yang lagi sakit seperti dia.
Malam itu kuceritakan kepada ika apa yang tadi sore aku alami di rumah ari. Bahkan aku menceritakan bagai mana reaksi ari padanya mengenai kedatangan ku dan keinginanan ku menemani meskipun dia sakit.
"maaf jika kata-kata ku bakalan menyakitkan tapi jujur kukatakan dia sudah tidak mencintaimu za", kata-kata ika benar-benar membuat ku tak percaya. Dia sahabat ku mana boleh dia tidak mendukung. Melihat reaksi ku yang tidak enak dipandang. Ika menggenggam jari ku
" dengar ya liza sayang, jika aku jadi ari aku akan bertanya dulu kabar mu karena kamu sudah berjalan jauh-jauh datang kerumah nya", Benar ari tidak menanyakan kabar ku. Dia malah bertanya ada apa datang kesini.
" Mungkin saja dia lupa ka", ika malah tersenyum kecut padaku menandakan kalau dia benar dan aku salah.
"dan jika aku jadi ari, aku akan sangat terharu saat kau mau menemani ku saat sakit bukan malah menunjukkan wajah kecewa",
"mungkin dia tidak mau aku sedih ka", lagi-lagi aku membelanya
"kalau dia tidak mau kamu sedih untuk apa dia menceritakan penyakitnya", Sura ika mulai ditekan karena aku mulai terilhat sangat bandel.
"kalau tidak sama aku sama siapa lagi dia cerita", masih membela.
"ok. ini terakhir ku kasih tau, kalau dia memang menjadikan mu tempat dia bercerita kemana dia slama 5 bulan ini tak ada kabar. Kemana dia saat dirimu sakit sambil menyebut namanya dan kemana dia saat-saat malam kamu menunggu nya.dimana? dia tidak ada kan. Kamu selalu ada buat nelpon dia walau dia cuma menjawab seadanya, Kamu juga ada kan buat menyemangati dia saat sidang walaupun universitas kalian berbeda dan kamu hadir di acara wisuda nya meski dia tidak mengenalkan mu kepada keluarga nya. apa masih kurang. please za..lanjutin hidup mu jangan menunggu nya", kata-kata nya menghenyak ku. Aku bingung. Aku bahkan tidak mampu membalas perkataan ika. kali ini aku juga tak mampu membela ari.
"Tapi aku mencintainya ka", cuma kata-kata itu yang mampu ku ucapakan dan mulai menangis. Ika yang melihat langsung memeluk dan alu langsung terisak di bahunya. Sakit hatiku mendengarkan perkataan ika tapi ika benar. sangat benar. Sejak malam itu ika tidak pernah menasehatiku lagi meski aku tetap menunggu ari hadir disini.
Aku emang bodoh dan sangat bodoh. Tapi keyakinan ku akan cinta ari membuat ku tak peduli tentang apapun. Aku yakin dia akan kembali padaku. kU YAKIN..... Dari Tv ku dengarkan ada tembang yang terasa menyesakkan dada ku dari Yovie and the Nuno:
Engkau pergi aku tak kan pergi
Kau menjauh aku tak kan jauh
Sebenarnya diri ku masih mengharapkan mu
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Kau menjauh aku tak kan jauh
Sebenarnya diri ku masih mengharapkan mu
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
No comments:
Post a Comment