Monday, August 30, 2010

CERPEN

MAAFKAN AKU

Syifa

Malam ini malam kedua kami tidak saling bicara dan malam kedua pula aku tidur di kamar tamu. Kesal ini masih saja menggunung jika ingat saat dia memarahi ku.
Rasa nya aku benar-benar tak di percayai. walaupun aku sudah memberikan penjelasan dan bagi ku penjelasan itu masuk akal dan dia tidak bisa terima.
"adik tau g? Gimana perasaan kakak saat liat adik boncengan ama cowok itu?", tanya nya padaku waktu tau aq di bonceng oleh teman satu kantor ku untuk menghadiri pertemuan mendadak dengan salah satu investor di perusaahaan tempat ku bekerja.
"Tapi kak, ini mendadak. Kami cuma punya waktu singkat. Kalau kami naik taksi bakalan tidak sempat, kakak tau kan gimana macet nya kota ini?" ku coba tetap menjelas kan
"tidak ada alasan. Kenapa adik g hubungi kakak?"
" Sudah, tapi handphone kakak ga aktif",
"alasan saja, Emang mau banget kan di banceng ama cowok itu", kata-kata nya mulai membangkitkan emosi ku." maksud kakak apa?".
"adik dah tau maksud kakak. kakak tau kakak g bisa berpakaian rapi seperti laki-laki yang ada di kantor mu", ada nada getir dari kata-kata nya tapi aku tetap g bisa terima kalau dia pikir aku perempuan sembarangan yang suka main api dengan lelaki lain.
" kak. kenapa bicara begitu. Adik dah bilang tadi alasannya tapi kakak g mau menerima penjelasan. Ok gpp kalau kakak g percaya tapi kakak g boleh bilang kalo adik perempuan yang suka jlan ama laki-laki lain. kakak pikir adik perempuan apaan. kecemburuan kakak sudah berlebihan." Aku mulai berapi-api
"Tapi kenyataan emang gitu kan",
"Apa?kakak keterlaluan",
Aku tidak menyangka kata-kata itu keluar dari bibir nya. aku tak tau bicara apa. Perih hati mendengar orang yang kita cintai tak menghargai kita dan tak percaya pada kita. Kutatap dia dalam dan langsung ku ambil bantal dah selimut. Kutinggal kan dia sendiri di kamar kami.
Dan ini sudah malam Kedua.

FIRMAN
Sepi nya malam-malam ku selama dua hari ini, Shifa tidur di kamar tamu. Dia bahkan tidak mau sekedar menyapa ku. Kata-kata yang ku keluarkan saat kami bertengkar sangat menyakitinya dan aku sadari itu saat dia menatap ku. Kulihat ada seberkas perih disana. Ingin sekali kedekap dia saat itu tapi ego ku terlalu tinggi hingga kubiarkan dia meninggalkan kamar yang menjadi peraduan cinta kami.
Tidak ada ciuman selamat malam. Tidak ada lagi bisikan cinta sebelum kami tidur dan tak ada sentuhan lembut saat dia membangun kan ku pagi-pagi untuk sholat shubuh. Aku telah menyakitinya karena kecemburuan ku yang berlebihan. Dan saat ini aku kehilangannya. Ya ALLAH kembalikan dia kepelukanku malam ini.

SYIFA
Pagi ini seperti biasa. tetap tak saling sapa. Kami benar-benar saling mempertahankan harga diri. Walapun aku benci dengan keadaan ini tapi aku juga tidak mau minta maaf duluan karena aku merasa dia lah yang memulai semua ini. Pagi ini ku tetap menyajikan makanan walau aku tidak menyapa nya. Rasa nya aneh, kami berdua jadi sangat kaku. Biasa nya sebelum sarapan dia memeluk pinggang ku dan bertanya aku lagi apa atau cuma sekedar mencium kening ku. Dan aku merindukan suasana itu. Setelah makanan ku sajikan. Aku pun bersiap pergi kerja.
Entah kekuatan dari mana. Ku ukir sedikit senyuman dan aku kecewa karena senyuman ku tak di balas. "Adik pergi kerja KAK, makanan di meja" kata ku sesaat padanya sebelum aku keluar dari rumah. Aku kecewa lagi. dia hanya bilang" hmmm...".

FIRMAN
Pagi ini aneh. Aku melihat nya memasak. Ingin kupeluk dia karena aku rindu. Walaupun serumah jika tak saling menyapa rasa nya aneh. Dia istri yang baik. Sekesal apapun dia padaku tapi dia tetap melayani ku. Syifa dari dulu seperti itu. Sejak kami kenal dan memutuskan untuk menikah dia tetap tak berubah. AKu teringat saat sebelum kita menikah kami berantem hebat dan saling diam. Sediam apapun, Syifa pasti mengirim pesan agar aku jaga kesehatan. Itu salah satu hal yang membuat ku sayang padanya dan memutuskan untuk menikahi nya.
Ya Allah. Jahat sekali aku. Istri ku senyum padaku dan tak kubalas. Ada apa dengan ku? masih cemburu atao ego ku yang sedang berperan hingga untuk membalas senyum nya saja aku ta mau. Tapi sudah lah. Aku yakin nanti syifa duluan lah yang menyapaku. Pasti.

SYIFA
pegal rasa nya badan. Enak banget habis sholat zhuhur tiduran di mushola kantor. Sambil nenangin diri dari mikirin kakak. Tiba-tiba aku mendengar ada yang terisak. ku urungkan niat ku untuk tidur. Aku bangun dan ku lihar buk yati terisak setelah dia berdoa. ku dekati dan kesentuh bahu nya.
" ada apa buk?"
"ehh..nak syifa. Tidak apa-apa. ibu cuma kangen sama bapak nya anak-anak",
"ooh..emang bapak anak-anak dimana buk?", tanya ku lagi sambli duduk bersila di samping buk yati." si bapak udah g ada nak",
"maaf ya buk saya g tau".
"gpp kok nak, cuma kadang ibu suka nyesal banget kalau ingat-ingat kejadian saat bapak pergi"
" maksud ibu apa" tanya ku lagi
" ibu nyesal nak syifa. Ibu g sempat minta maaf sama bapak. malam itu, malam dimana bapak pergi hujan sangat deras. ibu menuduh bapak selingkuh karena ada sapu tangan wanita di saku nya. ibu kesal dan marah-marah. Bapak sudah berusaha menjelaskan tapi ibu g percaya karena tidak mau terdengar anak-anak bpak malam itu pergi dari rumah dan terjadi lah kecelakaan itu karena jalanan sangat licin . Setelah bapak meninggal baru lah ibu tau kalau itu sapu tangan sahabat bapak yang laki-laki dan bukan wanita yang seperti ibu tuduhkan. Smapai sekarang sesal itu masih menggunung", Dia bercerita sambil terisak di bahu ku.
" nak, syifa sudah menikah?" tiba-tiba buk yati bertnya sambil menghapus air mata nya.
"sudah bu"
" Kalau boleh ibu bilang. Jangan tunggu sampai lama untuk minta maaf. karena kita tak tau kapan ajal menjemput", Nasehat yang disampaikan buk yati menyentak nurani ku. Aku mungkin tak merasa bersalah atas kejadian dua hari yang lalu tapi tak ada salah nya kalau aku lah yang memulai duluan untuk minta maaf. Setelah berpamitan pada buk yati, aku bergegas ke kantor dan permisi pulang cepat. Aku ingin belanja. Hari ini aku ingin memulai semuanya lagi. Aku ingin melayani suamiku. Aku ingin memasakkan makanan kesukaan nya. Aku benar-benar tidak sabar hingga tak kuperhatikan jalanan. Tiba-tiba datang motor dari arah berlawanan dengan kencang dan bruaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkk
Aku sakit dan badan ku rasa remuk dan hal terakhir ku dengar orang-orang berteriak histeris sambil menyebut ambulans dan mulai hening...heninggg

FIRMAN
"pak, saya minta ijin pulang duluan ya pak" minta pak kardi padaku.
"kenapa pak?", tanya ku padanya
" begini pak. istri saya menyuruh saya untuk cepat pulang. Karena dia mau pulang kampung. Jadi minta di antar ke terminal. Boleh pak?"
" kan terminal dengan rumah bapak dekat apa dia tidak bisa pergi sendirian" tanya ku lagi. masalahnya aku lagi benar-benar kerja. Kalau ada pak kardi pegawai ku, aku bisa sedikit bersantai menghilang kan suntuk yang kurasakan dirumah.
" tolong ya pak. nanti istri saya bisa marah-marah pak. kali ini aja pak"
" bpak ini aneh, masakan kepala keluarga takut sama istri". kata ku lagi
" Saya tidak takut pak tapi saya sayang istri saya, walaupun dia marah-marah dan kadang cerewet dan bawel. tapi dia melayani saya pak. Dia memberi saya kebahagiaan. dia masak buat saya. dia melahirkan dan menjaga anak-anak saya. Kadang saya kesal pak kalau dia marah-marah terus tapi kadang saya mengerti. Beban nya sebagai ibu dan sebagai istri itu tidak ringan.wajar rasanya kalo sesekali dia menumbahkan beban nya kesaya dan saya iklas pak",
Aku kaget mendengar pak kardy membanggakan istri nya.
" bagaimana kalau istri bapak jalan dengan laki-laki lain?" pertanyaan ku mulai mengenai nasip sendiri
"aduuh..si bapak. saya percaya sama istri saya. apapun kata orang dan apapun kelakuannya diluar tanpa sepengetahuan saya dan tiba-tiba saya tau. ketika saya tanya kepadanya dan dia menjawab tidak tanpa perlu bertanya 2 kali saya langsung percaya dia. kalau emang orang mau berbuat tidak benar pak, kita larang bagaiamanapun dia tetap melakukan hal yang tidak benar itu. kasar nya sih kalo dah gatal ya gatal aja walaupun mandi pakai sabun mahal", Nasehat nya membuka pikiran ku dan aku teringat syifa. Alangkah bodoh nya aku karena tidak mempercayai nya dan malah mengikuti ego dan kecemburuan ku. Tanpa pikir panjang lagi kusuruh pak kardi pulang. Dan langsung ku tutup pintu toko. Aku benar-benar tidak sabar untuk pulang dan memeberikan kejutan pada istri ku tercinta. Kubeli seikat bunga mawar kesukaan nya. Dan tiba-tiba handphon ku berdering. Sesaat tubuh ku kaku saat tau apa yang ku dengar. Syifa ditabrak. Aku hancur. Aku kalut. Rasa nya jiwa ku terhempas. Ya ALLAH beri aku kesempatan tuk menyampaikan rasa sesal ku dan aku ingin minta maaf. Aku mohon padaMU. Aku mohon. Air mata ku pun tak bisa kutahan. ALLAH beri aku kesempatan tuk katakan aku mencintainya.
Aku berlari disepanjang lorong rumah sakit. mencari kamar yang disampaikan abang fiyan. abang ipar nya. Dan ketika sampai aku langsung masuk kedalam seperti orang kesurupan.
"sabar fir, dia tidak apa-apa cuma kesenggol dikit. jangna panik gitu", kata bang fiyan pada ku ketika melihat ku panik bukan main." dia masih pingsan tapi kata dokter dia tidak apa-apa", Aku tak terlalu mendengarkan apa yang bang fiyan sampaikan. Karena aku menggenggam tangan Syifa yang terkulai.
"fir. kami pulang dulu ya, sekalian nanti kami bawa barang yang di butuhkan Shifa kali nanti dia sadar terus sekalian memberi tau keluarga yang lain", Aku hanya menganggu saat kak ine bicara dan meninggalkan aku dan Syifa di ruangan itu.
Aku menciumi tangan nya, Aku menyesal. Aku takut kehilangan nya
"Adik, Syifa sayang. Bangun ini kakak. Maafin kakak ya sayang. maafin ya. kakak salah. maafin ya sayang. kakak mohon bangun jangan tinggalin kakak", bisik ku sambil terisak. Aku benaran tidak sanggup melihat istri yang kusayangi yang selalu tersenyum dan tertawa riang terdiam dalam pingsan nya. aku benar-benar tak sanggup. Lama aku terisak di tangannya dan tiba-tiba aku merasa tangan shifa bergerak. Aku terkejut. Dan kulihat istri ku mulai membuka mata nya dan tersenyum padaku. Senyuman yang harus nya kubalas dari tadi pagi. Kukecup keningnya dan ku ucapkan sebaris kata maaf.
"maafin kakak ya sayang" kata pelan di telinganya
"adik juga minta maaf" bisik nya lirih. Ingin ku peluk dia tapi tak mungkin. Ku genggam erat tangannya dan tak berhenti ucapkan cinta. Aku tak mau kehilangan kesempatan lagi. tidak akan lagi.

SHIFA
Saat ku buka mata ku perlahan. Kurasakan seseorang menggenggam tangan ku erat. Dan tiba-tiba aku tau kalu itu kak firman. Alhamdulillah. Aku di berikan kesempatan kedua untuk melihat nya. Ku berikan senyum termanis ku pada nya. Aku senang karena kali ini dia membalas nya. Dia mengecup kening ku. Rasa nya luar biasa. Rindu selama dua hari ini terbebas lah sudah. Ingin rasanya di peluk oleh nya tapi aku tau itu akan melukai ku dan aku yakin kali ini dia tak akan melukai ku lagi.
"kak. adik tadi dah belanja. Adik mau masak makanan kesukaan kakak". bisih ku lirihkarena masih terasa sakit di beberapa bagian badan ku dan dia tersenyum padaku. " nanti kalau udah sehat, adik masak apa aja pasti kakak makan asal jangan rendang batu ya, keras!", Aku tersenyum mendengar nya mengajak bercanda. Ini saat yang selalu ku tunggu selama dua hari ini. Walaupun aku kecelakaan aku tahu tuhan akan memberikan ku kesempatan kedua.
"sayang.."
"iya kak, jawab ku lirih
" kakak cinta sama adik", dia mengatakannya sambil mencium kening ku."adik juga cinta"

.......................................
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
...............

No comments:

Post a Comment