TIDAK ADA JUDUL
"dek, dah berapa persen nih cinta nya ke abang?", Tanya Joe kepada fika yang sedang sibuk dengan handphonenya. " satu", jawab fika santai tanpa menoleh sedikitpun pada yang bertanya. "yah, masak lom nambah2 sih!", keluh joe sesaat setelah mendapatkan jawaban fika. Fika meletakkan handpone nya dan berbalik menatap joe.", kan sudah fika bilang ama abang, kita baru kena, emang abang mau fika bohong soal perasaan fika ke abang?" "ya ga" jawab joe "ya udah sabar", Jawab fika santai dan kembali sibuk dengan handphone nya tanpa melihat expresi joe yang cemberut. Tapi Joe juga harus mengakui dia hadir di hidup fika di saat yang dibilang sangat tidak tepat kenapa tidak mereka berkenalan 30 menit setelah fika diputuskan pacarnya. Entah perasaan seperti apa yang dirasakan joe saat itu hingga dia ingin sekali berada di dekat gadis yang ditinggalkan pacarnya itu. Selalu ingin melindungi walaupun dia tau fika wanita tangguh yang bisa bertahan tanpa harus di lindungi. Tidak perlu waktu yang panjang joe langsung menyatakan perasaannya. Sering fika bertanya kenapa Joe suka pada dirinya pertanyaan yang Joe sendiri pun tidak bisa menjawabnya. Dia hanya merasa setiap dekat dengan fika hati nya berdebar kencang. Entah rasa seperti apa yang jelas Joe selalu merasa ingin dekat ngan fika. Dilain waktu fika yang masih menatap kegelapan malam dari jendela kamar nya. Mulai merasa bersalah pada Joe yang selalu setia menungguinya dan memberi nya cinta penuh tanpa pambrih setelah dia ditinggal mantan kekasih nya. Tapi fika tak mampu mendustai hatinya bahwa dia masih mencintai mantan nya. Seharus nya butuh waktu berhari-hari bahkan mungkin berbulan-bulan untuk melupakannya tapi dia tidak mampu menepis hadir nya Joe yang selalu mendukungnya. ENtah cinta atau cuma pelarian fika menerima cinta Joe. Meskipun hati bukan buat Joe tapi sulit menepis sayang yang selama ini di damba fika diberikan oleh Joe bukan mantan nya. ******************************
" sayang, sudah berapa persen hari ini cintanya?",tanya Joe "maunya berapa?", "ihhh, malah nanyak?", balas Joe sambil mencubit pipi fika. "Aduh, abang ah..sakit", kata fika sambil mengelus pipi nya " sukurin, sini sini pipi nya biar abang cium", kata Joe mendekat kan bibir nya dengan kesal Fika mendorongnya dengan kuat. " apaan sih!!!", sambil tertawa Joe terus menggoda fika dan Sesaat tertawa berhenti setelah tau siapa yang berdiri didepan pintu. Dia sang mantan. DIa laki-laki yang telah meninggalkan dia untuk alasan yang sangat dibuat-buat. " hai fik", sapa nya. Sesaat suasana yang tadi riang berubah sepi. Joe dan Fika saling bertukar pandangan hingga Joe mengakiri kesunyian ini dengan mempersilahkan dia masuk dan duduk. " Fik, kok diam aja?", tanya laki-laki itu yang bernama Doni. Tiba-tiba joe berdiri dan pamit untuk pulang. Dengan cepat Fika menari lengan Joe saat dia mulai melangkah keluar dari rumah Fika. " Ada apa dek?", tanya joe lembut " hmmm..udah sepuluh persen", kata Fika sambil berbisik dan membuat Joe tersenyum walaupun sebenarnya kehadiran Doni merusak suasana hatinya." Makasih ya dek. abang pulang dulu", JOe tersenyum manis pada fika sebelum dia meninggalkan gadis yang dicintainya itu bersama mantan yang dulu atau mungkin masih dia dicintainya. Sesaat setelah mengantar Joe FIka kembali duduk dan menemani Doni. " buat apa lagi mas datang?, kan kita sudah putus", Sesaat kata-kata ketus itu keluar " Fik, mas khilaf, mas salah. waktu itu mas benar-benar dibawa emosi hingga mas g sadar kalau mas masih sangat mencintai mu..pliss fik maafin mamas", Kata-kata Doni yang sedikit memohon membuat Fika sedikit melunak. " mas tau g? fika sakit mas...sakit..mas sering melukai fika sering sekali tapi tiap saat fika maafin tapi kali ini fika g bisa, Bisa-bisa nya mas peluk wanita itu didepan fika, didepan sahabat-sahabat fika, dimana perasaan mas waktu itu, dimanaa?", fika mulai berapi-api menceritakan kejadian saat itu."dan saat fika marah mas malah marah dan mutusin fika, dimana saat itu perasaan mamas", tak ada yang perintah dari siapaun dan bukan skenario tiba-tiba fika menangis. Kejadian itu benar-benar membuat nya terluka dan karena kejadian itu pula dia bertemu Joe. Kalau di ingat-ingat fika selalu menangis. Dengan berlutut Doni menggenggam tangan fika dan menatap fika dengan mata berkaca-kaca. "fik, mas salah tapi mas benar-benar tidak sadar waktu itu. Minuman yang mas minum dipesta itu membuat mas buta, harus nya mas ikutin nasehat fika untuk tidak meminum minuman keras itu, fika mas mohon beri mas kesempatan untuk memperbaikinya. Mas tau selama ini mas sering salah dan fika selalu maafin mamas tapi kali ini mas janji mas g akan ulangi lagi. mas g sanggup kalau fika g ada.. cuma fika yang bisa ngertiin mas, sabar sama mas..cuma fika" , sambil mencium tangan fika, doni berlutut hingga fika mulai luluh dan membelai rambut doni. "mas janji ini yang terakhir?', tanya fika "iya mas janji, fika beri mas kesempatan sekali lagi", kata doni sambil menatapa mata fika. " mas tau fika masih mencintai mas kan? mas jug sayang mas g sanggup kehilangan fika lagi", Kata-kata Doni benar meluluh lantakkan ke angkuhannya tadi. Jujur dari hati yang paling dalam Fika masih sangat sayang dan cinta sama Doni tapi rasa sakitnya masih terasa dengan semua kelakuan Doni padanya. "mas, benar mas g akan mengulangi?", tanya fika lagi "Benar sayang, mas mencintai fika trus g mau kehilangan fika lagi. mas menyesal!",lama sekali fika terdiam. Hingga dia menyuruh Doni kembali duduk di kursi. "mas, jujur fika masih cinta sama mamas" kata-kata fika membuat Doni senang karena dia merasa Fika pasti akan kembali pada nya." tapi mas, fika tak ingin terjadi lagi, jadi berikan fika waktu untuk berpikir tentang hal ini. Fika tidak mau menyesal lagi..mau kah mas menunggu?", Kata-kata fika meruntuhkan semangat Doni. "apa ini karena laki-laki tadi?", tanya doni yang dari awal memang ingin bertanya siapa laki-laki itu dari dia masuk kerumah fika karena mereka kalihatan akrab dan doni cemburu. " salah satu nya iya, tapi bukan masalah dia tapi juga fika g mau nyesal lagi makany beri fika waktu 2 hari ini. mas mau nunggu kan?", tak perlu waktu banyak Doni langsung mengangguk setuju. Sesaat daoni pamit pulang Fika masuk ke kamar nya dan berteriak sekuat mungkin. *******************
Malam itu dikamar nya fika terus berpikir masalah dia, doni dan joe. Dalam hati dia benar-benar masih amat sangat mencintai doni cuma doni terlalu sering menyakiti nya berulang-ulang dan terus di maafkan oleh fika tapi hati benar-benar tidak bisa ditebak samakin disakiti rasanya semakin dekat. cinta benar-benar misterius. Joe, laki-laki yang hadir untuk menguatkannya menyakinkan bahwa dia yang memiliki seguang kelebihan yang tidak pastut di sakiti apalagi di tinggal kan. Joe yang hadir bawa tawa, canda bhakan hadir saat-saat fika terluka. Joe bisa jadi sapu tangan penghapus air mata buat fika tapi cintanya kepada Joe hanya cinta yang hadir disaat yang tepat saat dimana dia dilukai. lama fika berpikir tiba-toba saja handphonenya berbunyi dan fika tau itu pasti dari Joe karena Joe pasti menelponnya setiap malam.
"Halo" terngar suara dari seberang sana
"iya halo bang",
" hmmm lagi senang ya didatangi mantan tercinta", ada nada menyindir dari kata-kata Joe.
" bang..."
" iya sayang".
"doni ajak balikan" berat rasanya kata-kata itu keluar
" terus adik gmn?", tanya Joe
" adik bilang, adik perlu waktu untuk berpikir",
"ooo jadi adik niat balik sama dy, terus tinggalin abang..abang tau adik masih cinta ama diaharus nya g usah terima cinta abang", nada sura Joe berubah antar sakit hati dan kecewa. dan fika menyadari nya."bang..abang mengertikan.. fika jadian ama dia dah lama, sulit melupakannya", fika mulai melembut
" tapi dia sering nyakitin adik kan?" nada suara Joe mulai meninggi
"iya, tapi hati ini sulit berbhong",
"Y udah terserah adik, abang pusing", kekesalan terdengar jelas sekali dari cari Joe berbicara." abang ngantuk, besok aja kita bicarakan lag.met malam". sebelum sempat fika membalas atau menghentikan Joe sudah menutup telponnya. fika terhenyak. Dia bingung. Di tak tau harus mengambil keuputusan apa. Lama dia berpikir hingga tertidur.
Sedangkan Joe mulai uring-uringan dia benar-benar tidak iklas fika kembali kepada pacar nya yang brengsek dan dia mungkin tidak akan sanggup melihat fika bersama orang lain karena cinta ini sudah milik fika se utuhnya bhkan tidak ada sidkitpun celah buat orang lain. Dia bahkan bangga memperkenal kan FIka kesemua teman-temannya tapi jika fika meninggalkannya apa yang akan terjadi bukan hanya malu tapi mungkin hati nya akan hancur lebur. Oooh tuhan jika dy jodoh ku dekatkan lah kami jika dy bukan jodoh ku akuu mohon jodohkan lah........doa asal-asalan pun terucap oleh nya...dibenamkannya wajah nya kebantal sambil meneriakin nama fika.
"Halo" terngar suara dari seberang sana
"iya halo bang",
" hmmm lagi senang ya didatangi mantan tercinta", ada nada menyindir dari kata-kata Joe.
" bang..."
" iya sayang".
"doni ajak balikan" berat rasanya kata-kata itu keluar
" terus adik gmn?", tanya Joe
" adik bilang, adik perlu waktu untuk berpikir",
"ooo jadi adik niat balik sama dy, terus tinggalin abang..abang tau adik masih cinta ama diaharus nya g usah terima cinta abang", nada sura Joe berubah antar sakit hati dan kecewa. dan fika menyadari nya."bang..abang mengertikan.. fika jadian ama dia dah lama, sulit melupakannya", fika mulai melembut
" tapi dia sering nyakitin adik kan?" nada suara Joe mulai meninggi
"iya, tapi hati ini sulit berbhong",
"Y udah terserah adik, abang pusing", kekesalan terdengar jelas sekali dari cari Joe berbicara." abang ngantuk, besok aja kita bicarakan lag.met malam". sebelum sempat fika membalas atau menghentikan Joe sudah menutup telponnya. fika terhenyak. Dia bingung. Di tak tau harus mengambil keuputusan apa. Lama dia berpikir hingga tertidur.
Sedangkan Joe mulai uring-uringan dia benar-benar tidak iklas fika kembali kepada pacar nya yang brengsek dan dia mungkin tidak akan sanggup melihat fika bersama orang lain karena cinta ini sudah milik fika se utuhnya bhkan tidak ada sidkitpun celah buat orang lain. Dia bahkan bangga memperkenal kan FIka kesemua teman-temannya tapi jika fika meninggalkannya apa yang akan terjadi bukan hanya malu tapi mungkin hati nya akan hancur lebur. Oooh tuhan jika dy jodoh ku dekatkan lah kami jika dy bukan jodoh ku akuu mohon jodohkan lah........doa asal-asalan pun terucap oleh nya...dibenamkannya wajah nya kebantal sambil meneriakin nama fika.
****************************
Setelah dua hari Doni datang kembali kerumah fika dan fika menyambutnya dengan ramah. Sebelumnya fika sudah kirim pesan ke Joe buat datang. Awalnya mau nelpon tapi tak satupun telpon fika yang di angkat oleh Joe bahkan sms pun tak dibalas.
"mas, fika sayang sama mas.."kata fika terhenti saat dia melihat Joe sudah berdiri di teras rumahnya tanpa masuk kedalam.
"terus....", tanya Doni tak sabaran
" fika cinta tapi maafin fika mas, fika g bisa bersama mas lagi", kata fika sambil tertunduk
" kenapa? mas kan dah janji mas g akan mengulangi", Doni sedikit mendesak
" iya, fika percaya tapi ada orang lain di sini". kata fika sambil menunjuk ke hatinya." fika tak mencintainya seperti fika mencintai mamas tapi dia mencintai fika lebih dari pada mamas mencintai fika, maafin fika mas ini keputusan fika."
" hmmm apa tidak bisa di ubah lagi?". tanya doni berharap. fika hanya menggeleng. Lama doni terdiam dan tiba-tiba di mencium kening Fika. Fika kaget dan Joe yang menyaksikan adegan itu mulai panas tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
"maafin mas ya. mas sedih tapi mas tau fika pasti dapat laki-laki yang baik.mas pulang ya..moga fika bahagia", Doni berdiri dan melangkah keluar dari rumah fika ketika di teras doni sempat berkata beberapa kata kepada Joe.
"Jaga dia"
"itu sudah pasti" jawab Joe dan menatap Doni keluar dari halam rumah fika dan berlalu dengan motor nya.
Tiba-tiba Joe menatap ke arah fika yang sudah berdiri menyambutnya didepan pintu. Fika memberikan nya senyum terbaiknya. Joe masih saja cemberut.
"senyum dung bang".
"g mau", jawab joe ketus
"iiiiiiiihhh...cinta nya turun nih jadi 8 setengah persen mau?",
" jangn dung, bukannya nambah malah turun..aneh! kenapa g balikan ama dy?"
"hmmm kan ada abang buat apa dy?". jawab fika cuek. tiba-tibaJoe menarik tangn fika buat duduk
"bener g ama dy lagi?", tanya Joe panasaran, fika hanya mengangguk. Joe mulai tersenyum.
"kenapa g ama dy?", tanya Joe lagi pertanyaan yang sama
" kurang jelas tadi ya kan ada abang buat apa dy", jawab Fika cuek dan tiba-tiba Joe memeluk FIka erat
"Aduh senangnya, sini keningnya. abang g mau ada beks dia disini karena ini sekrang wilayah abang", tiba-tiba Joe mencium kening FIka
"weik..wilayah? emang kita tanah apa?",
"ehhehe iya tanah kuburan" kata Joe sambil ketawa tanpa bisa menghindari cubitan maut dari fika." aduuuh sakit. sayang jangn tinggalin abang ya..abang g kuat". kata Joe
" ga kuat impoten ya?"
"wew..mo nyoba ya..sini sini".
"oooooooo tidaaaaaaaaaaak", kata fika sambil ketawa ketakutan
Sesaat suasana menjadi menyenangkan. Kadang saat kita mengambil keputusan tak hanya satu hati yang kita pikirkan. satu hal yang pasti kita kan lebih mudah saat di cintai dari pada mencintai pikir Fika sesaat setelah dia menjadi kan Joe kekasih nya.
"Oiya dek. dah berapa persen?", tanya Joe
"hmmmmmmmmm 0,9%.."jawab fika cuek
"hahhhhhhhhhhhh" Joe kaget
"heheheheheheh muaacghhh".
*********************************************THE END********************************************************
"mas, fika sayang sama mas.."kata fika terhenti saat dia melihat Joe sudah berdiri di teras rumahnya tanpa masuk kedalam.
"terus....", tanya Doni tak sabaran
" fika cinta tapi maafin fika mas, fika g bisa bersama mas lagi", kata fika sambil tertunduk
" kenapa? mas kan dah janji mas g akan mengulangi", Doni sedikit mendesak
" iya, fika percaya tapi ada orang lain di sini". kata fika sambil menunjuk ke hatinya." fika tak mencintainya seperti fika mencintai mamas tapi dia mencintai fika lebih dari pada mamas mencintai fika, maafin fika mas ini keputusan fika."
" hmmm apa tidak bisa di ubah lagi?". tanya doni berharap. fika hanya menggeleng. Lama doni terdiam dan tiba-tiba di mencium kening Fika. Fika kaget dan Joe yang menyaksikan adegan itu mulai panas tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
"maafin mas ya. mas sedih tapi mas tau fika pasti dapat laki-laki yang baik.mas pulang ya..moga fika bahagia", Doni berdiri dan melangkah keluar dari rumah fika ketika di teras doni sempat berkata beberapa kata kepada Joe.
"Jaga dia"
"itu sudah pasti" jawab Joe dan menatap Doni keluar dari halam rumah fika dan berlalu dengan motor nya.
Tiba-tiba Joe menatap ke arah fika yang sudah berdiri menyambutnya didepan pintu. Fika memberikan nya senyum terbaiknya. Joe masih saja cemberut.
"senyum dung bang".
"g mau", jawab joe ketus
"iiiiiiiihhh...cinta nya turun nih jadi 8 setengah persen mau?",
" jangn dung, bukannya nambah malah turun..aneh! kenapa g balikan ama dy?"
"hmmm kan ada abang buat apa dy?". jawab fika cuek. tiba-tibaJoe menarik tangn fika buat duduk
"bener g ama dy lagi?", tanya Joe panasaran, fika hanya mengangguk. Joe mulai tersenyum.
"kenapa g ama dy?", tanya Joe lagi pertanyaan yang sama
" kurang jelas tadi ya kan ada abang buat apa dy", jawab Fika cuek dan tiba-tiba Joe memeluk FIka erat
"Aduh senangnya, sini keningnya. abang g mau ada beks dia disini karena ini sekrang wilayah abang", tiba-tiba Joe mencium kening FIka
"weik..wilayah? emang kita tanah apa?",
"ehhehe iya tanah kuburan" kata Joe sambil ketawa tanpa bisa menghindari cubitan maut dari fika." aduuuh sakit. sayang jangn tinggalin abang ya..abang g kuat". kata Joe
" ga kuat impoten ya?"
"wew..mo nyoba ya..sini sini".
"oooooooo tidaaaaaaaaaaak", kata fika sambil ketawa ketakutan
Sesaat suasana menjadi menyenangkan. Kadang saat kita mengambil keputusan tak hanya satu hati yang kita pikirkan. satu hal yang pasti kita kan lebih mudah saat di cintai dari pada mencintai pikir Fika sesaat setelah dia menjadi kan Joe kekasih nya.
"Oiya dek. dah berapa persen?", tanya Joe
"hmmmmmmmmm 0,9%.."jawab fika cuek
"hahhhhhhhhhhhh" Joe kaget
"heheheheheheh muaacghhh".
*********************************************THE END********************************************************
No comments:
Post a Comment