Wednesday, April 11, 2012

                   Kisah ini di mulai saat aku berkenalan dengan nya. seorang lelaki tampan yang nyaris sempurna tanpa cacat. dia baik. perhatian, lemah lembut, mapan, ganteng, badan tinggi dan wajah indo..Tidak bisa di ungkap kan dengan kata-kata nyaris sempurna dan yang paling menyejutkan lelaki sempurna ini mencintai ku yang bagi beberapa orang sih tak memiliki apa-apa. Badan gendut,pendek, tak terlalu berprestasi pokoknya jelek deh. itu menurut orang sih tapi peduli amat kan allah tak pernah menciptakan manusia sempura dan tak menciptakan manusia tanpa kelebihan. Aku nya bersyukur aja. dah di kasih hidup dan badan sempurna walau tak sedap di pandang mata. nah..wanita seperti ini lah yang di cintai oleh lelaki sempurna itu. 


                Kalau masalah cinta itu kata orang sih bisa datang belakangan tapi ini bukan hanya masalah cinta. kalau secara logika wanita mana yang tidak jatuh hati pada lelaki yang memiliki segalanya untuk jadi pasangan hidup. Kemapanan materi dan cinta yang luar biasa besar nya semua di milikinya. Apalagi dengan semua kekurangan ku, aku yakin tak kan mungkin ada laki-laki yang benar-benar mencintai ku secara tulus karena kita tidak juga bisa pungkiri kalau pandangan pertama bisa jatuh kehati. sedangkan aku nya dari pandangan pertama sudah tak sedap di pandang makin lama di pandang makin tak enak dan lagi-lagi itu kata orang. 
                Setelah sekian lama dia terus menyatakan cinta nya dan untuk pertama kali aku merasa betul-betul di cintai oleh seseorang dan untuk pertama kali nya aku menolak membalas cintanya. Banyak teman-teman menyayangkan hal itu dan banyak pula teman membenarkan keputusan ku. Mungkin ada yang bilang aku angkuh dan merasa sok cantik dan bla..bla..bla..Keputusan ku menolak dia karena kami berbeda pendapat dalam memandang arti cinta itupun karena keyakinan kami berbeda. Tuhan yang kami sembah pun berbeda. Ada beberapa orang berpendapat kalau cinta bisa mengalahkan segalanya dan bagi ku itu betul. Aku bisa meninggalkan segalanya demi cinta ku. Dan cinta yang kurasa hakiki adalah cinta kepada yang ESA. Kenapa kita bisa melakukan segala nya demi cinta kepada manusia dengan mengabaikan cinta pada Sang Pencipta manusia? 
               Aku sudah panjang lebar bercerita tanpa mengenalkan diri. Namaku Amila Hanan. Boleh di panggil apa aja dan lelaki yang mencintaiku itu namanya Andrian Morris. Mau na dia sih di panggil nya Ian. Kami bukan lah sahabat dari kecil, atau tetangga apalagi teman kampus. Kami tanpa sengaja atau tanpa skenario sutradara yang di sinetron-sinetron bertemu disalah satu mall di kota yang kami tinggali. Aku kesana cuma mau numpang baca buku gratis disalah satu toko buku terkemuka. Saat tangan mulai pegal, mata sudah mulai berair dan petugas toko udah mulai mutar-mutar karena mereka tidak nyaman aku baca gratis kali ya jadi saatnya pulang. Disinilah di mulai pertemuan kami. Karena lagi malas jalan aku putuskan turun pake lift aja dan ternyata Ian juga ada didalam lift. Di dalam lift kami cuma berdua. Karena tak saling kenal kami pun tak saling menyapa hingga lift berguncang dan tiba-tiba berhenti. Aku kalut banget. Takut. ian berusaha menggedor pintu lift tapi tak ada jawaban dan yang lebih parah telpon darurat tak bisa di pakai. Seperti biasanya. Didalam lift g ada sinyal. Ya ALLAH tolong aku.
           Tidak perlu waktu lama. Ian memandang ku yang ketakutan dan mulai menyapa.
"hi..kamu takut ya?", tanya nya yang kujawab hanya dengan anggukan. " g usah takut, kita pasti ditolong, aku Ian. kamu sapa?", dia mulai menyebut nama dan mengulurkan tangan nya.
"aku mila", jawab ku pula
"kayak nya mati lampu, makanya liftnya mati", penjelasan nya hanya ku jawab dengan senyuman hambar.
Yang jelas dia lah yang memulai percakapan, dan membuat ku tenang didalam lift. Orang nya penuh canda, tidak sombong padahal td nya kupikir dengan wajah seperti dya pastilah anak orang kaya yang sombong ternyata tidak. Awalnya aku hanya mendengarkan sambil tertawa mendengar lelucon nya dengan berjalan waktu akupun ikut memberikan lelucon ku. tapi waktu terasa cepat tak sampai 30 menit liftnya sudah hidup dan akhirnya kami bisa keluar. Aku senang tapi juga kecewa karena kebersamaan ku dengan nya berkahir dan aku yakin setelah ini dy pasti tidak mengingat ku. Dugaan ku salah, sebelum dia pergi dia sengaja meminta no ponsel ku dan berjanji akan menelpon ku. Rasanya senang banget tapi apa iya dia menelpon ku.
                Setelah lama menunggu dan hampir putus asa, akhirnya dy menelpon ku..hhuuuuhh..senangnya. dan seja itu kami menjadi teman. Dia sering ke kost ku, membuat teman-temanku iri. Dia baik, perhatian, pokoknya luar biasa. Yang paling mengejutkan dia memberikan kado ulang tahun boneka beruang besar padahal kami baru berteman 3 bulan. Dia bawa makanan saat aku sakit. Wah..makin iri aja nih yang suka iri hehehehe....dan secara diam-diam cinta ku pun mulai tumbuh perlahan. Hingga hari itu tiba...........
               Ini bulan kelima kami berteman dan aku yakin sekali cinta ku pasti terbalaskan. entah dari mana rasa percaya diri itu tumbuh. yang jelas aku yakin aja. Hingga dia datang ke kost ku siang itu.
"mil....ini satenya",
"makasih ya Ian. manis banget sih. sering2 aja ya", kata ku padanya. 
"Makan disini aja", ajak nya
" iya sih, tapi ntar dulu boleh. Aku sholat dulu, tapi tunggu..Ian udah sholat..pasti belum kan", aku bertanya tanpa sedikit pun melihat isyarat aneh di wajah nya." nah..ini nih wajah-wajah yang g pernah sholat..ayo sholat", ajak ku sedikit mendesak.
" mil..aku kan.."
"aku apa?", tanya ku lagi
"aku kan bukan muslim", tak ada tanda-tanda di wajahnya.yakin lah aku kalau Ian jujur. 
"maaf ya, Aku g tau", dengan secapat kilat aku masuk kedalam ambil wudhu dan sholat. setelah sholat aku tak berhenti-henti menangis. memaki kebodohan ku. tanpa bertanya dan tanpa berpikir membiarkan rasa cinta ku tumbu dan saat dy mulai mekar dia malah di paksa buat layu. Aku benci. aku sedih. kenapa jadi begini. kenapa tidak ku tanya dari awal. dan sejak saat itu aku menjadi murung dan Ian menyadarinya. 
"apa berbeda keyakinan kita tidak bisa berteman?", tanya Ian pada ku
"bisa dung?",
"jadi kenapa mila murung sejak tau kita berbeda?",
"masa sih"
"mil, kita emang belum lama temanan tapi Ian tau persis sikap mila",
"Ian, aku beneran g murung kok. nah liat, aku senyum kan", kupamerkan gigi jelek ku pada nya sambil nyengir. lagi-lagi senyum manisnya menggetarkan ku..g boleh lagi..ga boleh suka...
                 Waktu berlalu dan rasa itu secara perlahan mulai kukubur. dan aku bisa mulai bersikap normal dengan Ian. Meskipun Ian tak sedikitpun berubah. Hingga malam itu terjadi, Dia mengajak ku makan di satu tempat yang romantis. Ku anggap ini hanya ngajak makan biasa hingga dia mengungkapkan yang sebenarnya selama ini aku ingin kan dan setelahnya akau takutkan. Dia mencintaiku,
" kau gila ya..minum dulu", jawab ku sekenanya nya.
" Mil, aku waras dan aku g main", 
" tapi kenapa aku? aku g cantik, terus g punya apapun, cari cewek lain aja",
" kta mereka mila g punya apapun. Bagi Ian, mila punya hal yang buat Ian suka, ian g mau cewek lain, benar-benar g mau", kata-kata nya membuat ku sedikit goyah dengan keyakinan ku tp aku harus kuat.
"Ian, kita g mungkin bersama karena keyakinan kita berbeda.",
" bukan kah cinta bisa mengalahkan segalanya, mila tau g kalau orang tuaIan menikah beda agam tapi mereka bahagia kok", aku terkejut dan tau tau berkata apa. lama aku terdiam. Hingga dia mengagetkan ku.
"mil...",
"ehhh..iya"
"gimana?',
"Ian..mila mungkin bukan muslim yang baik dan bukan orang taat tapi mila tau hubungan seperti itu tidak benar dan mila juga tau agama mila tidak membenarkan itu terjadi. cinta bisa mengalahkan segalanya dan mila tau itu maknya mila g bisa menerima Ian karena mila mencintai Tuhan mila. maafin mila ya Ian. MUngkin dluar sana ini di anggap wajar tapi bukan buat mila. sekali lagi maafin mila", Aku dan Ian lama terdiam hingga aku di antarkan Ian pulang ke kost dan sejak itu Aku tak lagi mendengar kabarnya dan tak lagi melihat wajah tampan nya. rindu tapi aku yakin aku berjalan dijalan yang benar. Dan sejak itu pula aku mulai belajar agama dengan taat.  tak lagi bermain-main. 
             Bertahun sudah berlalu, sekarang aku bekerja disalah satu institusi pemerintah. Dan sampai saat ini pun aku belum menikah. Tapi aku yakin ALLAH sayang padaku dan satu saat akan datang lelaki yang membawa ku ke surga.Hingga aku mendapat kan SMS dari yang tidak ku kenal.
KITA TAK LAGI BERBEDA DAN AKU TAU KAU PUN MASIH SENDIRI
AKU MENUNGGUMU DAN MASIH MENUNGGU
KUMOHON KALI INI JANGAN MENOLAK KU

AM
                Ini benar sms yang aneh.. dari siapa sih? pasti teman2 nih godain aku. sedikipun tak ada niat ku untuk membalas sms iseng yang tak penting. Hingga sms kedua muncul dilayar ponsel ku.
KENAPA? APA AKU MENGGANGGU MU. AKU DIDEPAN KANTOR MU
KELUARLAH. AKU MOHON.

 AM
          Dengan kesal aku keluar dari kantor. Awas kalo sempat aku di isengin. tanpa ragu aku melihat disekitar halaman kantor dan aku tak melihat siapapun kecuali laki-laki berjenggot tpis dengan kokonya didepan. Akupun mulaikesal hingga dia memanggil ku.
"mila..",
Laki-laki berkoko itu memanggil ku dan mendekat padaku. siapa nih ? kok kenal aku tapi wajahnya sepertinya pernah liat tapi dimana?. Hingga lagi-laki itu tersenyum kepada ku dan sadar lah aku siapa yang ada dihadapan ku karena senyum ini tak bisa di miliki orang lain. aku tertegun melihat pria berjenggot dengan kokonya. Ian. 
" masih ingat aku mil?", pertanyaan nya tak bisa kujawab, aku kaget dan lidah ku kelu.
"halooo..milllll...." panggilnya lagi..." kamu kenapa mi? kaget ya",
" iaaaaaaaaannn....knp?',
" kenapa? kok malah tanya kenapa bukannya tanya kabar. gmn sih mila?",aku benar mematung.
"kamu benar2 Ian?",
" iya. kan td aku ada nulis AM di sms ga ingat nama ku ku atau jalan2 kamu dah lupain aku", Aku benar-benar tak teliti padahal aku tau namanya Adrian Morris..dduuuhh...
" aku dah muslim mil, sejak cinta ku kamu tolak aku tanpa sengaja melihat ibu ku sholat dan mengaji dan sejak itu aku mulai belajardan sejak memeluk islam aku terus berdoa agar kita di jodohkan",
" kamu beneran muslim", tanpa sadar air mata ku menetes entah karena apa.
" kamu masih sendiri kan mil", aku tak menjawab karena kejutan ini saja belum membuat ku tenang
" aku kemari ingin melamar mu mil", aku terduduk lemas di bangku taman.
" kenapa mil? sakit kah?",
"kamu gila dan masih gila ", jawab ku dan itu membuat nya tertawa terbahak-bahak dan itu makin membuat ku pusing. dan sejak itu aku semakin tau kalau ALLAH benar-benar sayang pada ku dan tak akan membuat ku sendirian meniti surgaNYA. Aku sekarang benar-benar bahagia dan benar















            

No comments:

Post a Comment