MERDEKA
Suara tembakan peluru dan meriam sudah tak terdengar lagi, malam semakin sunyi dan mencekam. Terdengar samar-samar suara radio memberitakan tentang pengebomam Nagasaki dan HirosimaTak terasa sudah 12 jam lebih Kadir sembunyi di balik puing-puing bangunan itu.Tangan kanannya masih memeluk jasad ayah tercintanya yang berlumuran darah dengan menggenggam bambun runcing kebanggaannya. Ia teringat pesan terakhir ayahnya saat ia “nak.., kamu tak perlu khawatir lagi, kita sudah merdeka nak…., jangan sia-sia kan perjuangan bapak ya nak…”, dan ia pun hanya bisa menangis.
Hari itu seluruh pusat kota ramai di padati penduduk yang ingin datang ke alun-alun kota untuk menyaksikan pembacaan proklamasi oleh presiden soekarno yang akan di tayangkan secara live dari televisi Jakarta. Tidak hanya itu, di radio-radio juga serentak menyiarkan pembacaan proklamasi dan lagu Indonesia raya ciptaan wr soepratman. Seluruh masyarakat Indoneisa bersuka ria menyambut kemerdekaan yang sudah mereka tunggu-tunggu selama 3setengah abad lebih.
Di setiap halaman rumah penduduk, pinggir jalan, dan di gedung-gedung pemerintahan berkibar sang merah putih dengan anggunnya. Tak ada lagi ketakutan dalam setiap orang untuk mengibarkan sang saka merah putih. Tak jauh dari sana, seorang anak yang menggenggam bambu runcing tersenyum getir memandangi sang merah putih yang angkuh berkibar.
Ia teringat perjuangan ayahnya yang rela mati demi mempertahankan sehelai kain yang kini di pasang orang di mana-mana, kembali terbayang pesan terakhir ayahnya. Jari-jari tangan kanannya di rapatkan dan di tempelkan di kepalanya membentuk sikap hormat. Kemudian ia berteriak dengan lantang sambil mengepalkan tangan kanannya ke atas. MERDEKA…!!!!!!!
by. Ageel Jambi
No comments:
Post a Comment