Thursday, January 28, 2010

explorer

Kini aku berada di satu daerah yang belum pernah sekalipun aku kunjungi. Daerah yang harus nya tak ku datangi tapi aku telah disini. Harusnya aku sadar kalau inilah yang ku ingin kan sejak lama sejak aku tau kalau kehadiran ku di antara mereka hanya membuat se isi rumah penuh dengan kebencian. Entah perasaan ku atau ini emang kenyataan yang pasti itu lah yang membuat ku sekarang berada di daerah ini.
Kulangkah kan kaki ku menyusuri bandara yang mulai lengang. Aku takut tapi ini sudah menjadi keputusan." kau tau g, banyak anak orang yang balas budi, kau udah di angkat tak ada balas budi mu sedikitpun" itu kata-kata terperih yang sekarang membuat ku ada disini. kata-kata yang langsung di ucapakan oleh wanita yng selama 23 tahun ke panggil ibu. Niat tuk tinggalkan rumah sudah lama ku ingin kan. Banyak hal yang selalu dia ucapkan yang membuat ku tersentak dan membuat ku sadar betapa tidak berarti nya aku bagi keluarga ku.

Kududuk disalah satu kursi dan memandang sekitar, aku mencari seseorang yang menjemputku tapi wujud nya sama sekali tak kelihatan, ingin ku hubungi tapi batrei ponsel ku low.
" kamu gila ya, datang ke sini cuma buat melarikan diri",bentak Adam padaku saat tau niat ku." apa kamu g tau kalo orang tua mu bakalan sedih bnget", banyak celotehannya yang membuat ku pusing tapi tak ku dengarkan dan aku tetap pada pendirian ku tuk pergi dari rumah yang membenci ku.
Ku lihat kembali ke sekitar ku, di bandara Adi Sucipto inilah aku sekarang, ya sekarang aku di Jogja dan tak ada satu orang keluargapun yang berpikir kalau aku bakaln sampai kesini karena cuma tau kalau aku anak cengeng yang manja karena orang tua ku selalu menggambarkan diri ku yang buruk nya saja ke semua orang. Mereka selalu menggambarkanku sebagi wanita yang pemalas dan bnyak bicara hingga seluruh keluarga selalu meremehkan ku. Dan sekarang aku disini di Jogja di kota yang katanya kota pelajar kota yang banyak mengumpulkan para pelajar dari seluruh indonesia.
Kulihat jam tangan ku dan melihat di sekitarku, Keadaan mulai sepi. Orang-orang yang menjemput sudah pda pulang. Ya ampun, Aku mulai resah takut Adam tak menjemputku.
"nina ya??? maaf ya telat", tiba-tiba suara itu datang dari arah belakang. " iya, mas adam ya??", tanya ku kembali. Kulihat dia ter engah-engah seperti baru berlari" iya..maaf ya terlambat td ada kerjaan dikit.", di ambilnya tas ku dan terus jalan. Aku terpaku. " nin, ayoo jalan", teriak nya membuat ku sadar dan mengikutinya dari belakang.
Sebenaranya Adam cuma teman chattingku, tapi aku dekat dengannya seperti saudara. Dialah tempat mengadu saat semua orang menyudut kan ku. Dan ini pertama kali Aku bertemu dengannya. Makanya agak sedikit kaku.
Kami terus berjalan keluar bandara, aku hanya mengikutinya, kan aku tidak kenal Jogja sama sekali. Didepan bandara ada halte, kami berdiri disana. " nin, kita naik bus aja ya. motor ku lagi di pinjam ama teman",
"iya mas, gpp",
Tanpa perlu lama menunggu bus pun tiba. Kami segera menaikinya. Didalam bus aku bnyak diam. Karena dasar nya aku malu karena udah nyusahin laki-laki satu ini. tapi keliatannya Adam sama sekali tidak keberatan tapi aku juga tidak bisa baca hatinya. Dasar ya aku dimana-mana nyusahin orang.

Sepanjang perjalanan, banyak tempat-tempat yang menarik yang sering menjadi ikon bagi Jogja seperti malioboro. Aku sih kurang jelas tapi Adam menjelas kan beberapa tempat yang kami lalui. Tidak sampai setengah jam bus berhenti dan kami turun. Adam jelas kan kalau kami sudah sampai walaupun dia tidak menunjukkan rumahnya.

Awal nya aku cukup bingung, kenapa ada diam aja. Selang beberapa menit datang dua orang pria membawa sepeda motor dan aku langsung tau klo itu teman2 nya Adam yang datang menjemput. Adam membawa ku ke kost nya yang g jauh dr tempat kami td berhenti.
" nah, nin kamu istirhat disni ya", kata Adam sesaat setelah kami sampai dirumahnya yang dsar nya sih rumah kost. Karena aku tau Adam dah mandiri dan tidak tinggal dirumah orang tua lagi.
" terus , mamas tidur dimana?" tanya ku
" ya disini jga", jawab nya sambil melemparkan senyuman nakal yang membuat ku takut.
"hah?"
" kenapa kaget?" tanya nya lgi
" Tapi kan mas...hmmm",
" hehehehe kamu ini, takut kan. Siapa suruh kabur dari rumah. Aku di kamar sebelah. ini kamar teman ku dan kebetulan dia lagi pulang kampung. Jadi kamu disini aja.ok.",
"mas g jauh2 kan",
"kenpa? mau aq nginap di kamr ini?",
"yeeeeeeeeee,,,,udah ah sana..mas adk lapar hehehehe",
" dasar, mandi istirahat ntar aq beliin makanan.ok" Adam melangkah keluar darir kamar yang sekrang ku tempati. sebelum dia menutup pintu ku ucapakan terima kasih ku padanya dan hanya di balas dengan senyuman.
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
"nin, aku bawa makanan nih", teriak Adam dari depan pintu kamarku." iya mas, bentar", sahutku dari dalam sambil membuka pintu dan melihat Adam dengan muka cemberutnya membawa 2 bungkus nasi.
" ngapain sih? lama banget buka pintunya",
" g liat ya, ini lagi sholat. mamas dah sholat?", jawab ku sambil menunjukan mukena yang ku kenakan." yaya maaf, udang dung dari tadi", jawab nya.
"ganti mukenannya, terus ambil piring didalam lemari tuh, biar kita makan", lanjutnya lagi.
Akhirnya kami makan dengan nasi padang dengan rendang daging kesukaan adam di campur sayur dari daun singkong ditambah beberapa menu lagi. Cukup menggiurkan buat ku yang belum makan kecuali makanan yang di berikan dipesawat. Makanan pertama yang ku makan di Jogja. Jauh-jauh datang dari sumatera ke Jawa cuma dapat nasi Padang. Tapi makanan ini cukup membuat ku kenyang.
" Alhamdulillah. mkasih ya mas",
" gmana. masih lapar?", tanya Adam ku jawab hanya dengan gelengan. Tiba-tiba ponsel Adam berdering dan saat Adam berbicara aq langsung tau kalau yang menelpon adalah vivi, anak Aceh yang juga teman ku dan mantan Adam. Saat Adam melirik ku, aku sadar pasti vivi tanya keberadaan ku karena orang tua ku kenal dengan vivi. Aku langsung menggeleng dan memohon pada Adam untuk tidak memberi tahu keberadaan ku dan Adam kali ini berpihak padaku.
" mkasih ya mas", ucapku saat dy menutup telponnya.
" kamu ini benar2 di cari keluarga mu",
"biar dulu deh, eh mas kenpa sih bisa putus dari vivi?" tanya ku mengalihkan pembicaraan." aku g suka lagi ama dia. ngebosanin n bawel", jawabnya sambil menyalakan rokok nya."terus kemaren kok jadian?", tanya ku lagi
" enak aja mainin nya, udah ah kok jadi aq yang di tanyain, aku keluar dulu. ini dah malam langsung istirahat n tidur jangn lupa kunci pintu", dy langsung berdiri dan keluar dari kamarku.
setelah kukunci pintu kamar kurebahkan badan ku dikasur tipis milih teman adam. Ku lihat langit-langit kamar yang lebih rendah dari langit-langit kamar dikamarku. Jujur didalm hati aku tidak nyaman tidur disini. Bukan sombong sih, tapi aku memiliki semua yang harus nya dimiliki sebuah kamar yang nyaman. Tapi ke angkuhan ku memaksaku pergi dan harus tinggal disini. Tempat yang bagi ku sangat kecil dan sumpek." aduuh, harus nya bersyukur dikasih tempat tinggal..", umpat ku dalam hati. Tapi kalao emang aku mau lari dari rumah harusnya aku tidak menyusahkan mas adam. Hidup nya udah pas pasan aku malah menambah beban nya. Kurasa aku harus pergi dari sini atau aku harus mulai mencari kerja, tapi apa? Aku bahkan g kenal kota ini dan tidak kenal siapapun selain mamas. Lama berpikir akhir tanpa kusadari hingga ku terlelap dan terbangun karena cahaya matahari yang menembus celah lombang jendela mengenai wajah ku. Dah pagi rupanya............
.....................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................
" mas. nina mau pergi!", kata ku pada nya saat kami sarapan.
"hmmm kemana?",
" kemana aja, yang jelas pergi", jawab ku
"ya kemana?", tanya nya lagi pada ku. " ya kemana aja!" jawab ku lagi. Dia menatap ku sambil menyeringai dan mengerut kan dahi" iya. kamu mau pergi tapi kemana?", aku tak mampu lagi menjawab. aku bingung. Ku tak tau harus kemana, ke Jogja aja aku sudah menyulitkan banyak orang kalo aku ke tempat lain aku pasti menyulitkan banyak orang lain lagi.
" heh, malah bengong, mau kmana?", Aku hanya menunduk dan menggelengkan kepala. aku bingung.
" kamu ini ya, tadi katanya mau pergi sekarang ditanya mau kemana malah g tau, aneh", lama aku terdiam hingga ntah apa yng terlintas di benak ku" nina mau ke boyolali ketempat yoyok" jawab ku se adanya. padahal aku belum memberitahu yoyok kalo aku akan ketempatnya. Entah apa yang ku pikirkan yang jelas aku tidak akan menyusahkan mas Adam lagi."yoyok itu siapa?",
"dia teman kita jg di abel mas, tuh lah sibuk pacaran teman sendiri pun g tau", jawab ku sekenannya
" tapi kamu masih1 hari disini, tunggu lah beberapa hari lagi kan masih capek", jawab adam
"pengen sih tapi nina g mau gangguin mamas ntar pacar mamas ngamuk pula gara2 mamas nyimpan cewek lainheheheheh", aku mulai senyum menggoda ama mamas." ayooo tadi malam siap tuh dikamar mamas hehehehe ayoo jujur", aku centil jarinya samil tersenyum nakal.
" apa sih",
" ayoo jawab"
" g ada. kamu apaan sih nin", mulai terlihat di permain kan dy jitak kepala ku
" aduuuh sakit iiih cuma becanda serius amit hehehehe",
"g lucu tau", jawab adam kesal. Aku hanya tertawa karena melihatnya kesal saat ku candain.
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................













Monday, January 25, 2010

Puisi buat hari ini

terseok-seok langkah mendekat saat terluka
saat telah bisa berlari malah melangkah menjauh
memohon dengan jiwa raga dan seluruhnya akan di korbankan saat meminta
telah dapat mulai bersikap angkuh

saat Dia bersikap pada mu
kau anggap Dia tak anggap kau ada
tanpa sadar Dialah yang memberi roh padamu
hingga dari tiada kau jadi ada

sulit terima kenyataan yang perih
tapi bahagia saat di beri kesenangan
mengertikah jika sedih yang di beri sebagai ujian akan kesabaran
dan bahagia adalah ujian tuk nanti mampu menerima sedih